Khatib dilaporkan kecewa lantaran Amerika Serikat (AS) tak membantunya dalam mempertahankan wilayah tersebut....
Kepala Oposisi Suriah, Ahmad Moaz al-Khatib dikabarkan akan mengundurkan diri pasca-direbutnya wilayah pemberontak oleh pasukan Presiden Suriah Bashar Al-Assad, beberapa waktu lalu. Khatib dilaporkan kecewa lantaran Amerika Serikat (AS) tak membantunya dalam mempertahankan wilayah tersebut.
Padahal, pihak AS telah berjanji untuk membantu oposisi Suriah, termasuk dalam penyediaan peralatan militer, guna mempertahankan wilayahnya dari pasukan loyalis Al-Assad.
"Saya bisa mengkonfirmasikan bahwa penguduran diri Khatib sudah final," kata anggota Koalisi Nasional, Marwan Hajjo.
Hajjo menambahkan bahwa mundurnya Khatib juga diakibatkan semakin melemahnya kekuatan pasukan opsisi. "Masyarakat internasional, kelompok teman-teman Suriah harus menyediakan persenjataan berat yang memungkinkan rakyat Suriah untuk mempertahankan diri mereka sendiri," ujarnya.
khatib sendiri telah menyampaikan sebuah pernyataan singkat dalam laman Facebook-nya yang mengatakan: “Ketika seekor burung di dalam sangkarnya, dia tetap di penjara dan lumpuh. Kemarin saya keluar dari sangkar tipu muslihat yang saya masuki.” (http://www.beritasatu.com)
Opsi Pemberontak: Pulang ke Tempat Asal atau Dibunuh.
Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi kemarin mengatakan kelompok bersenjata hanya memiliki dua pilihan, yakni pulang ke tempat asal mereka atau dibunuh.
Kantor berita Xinhua melaporkan, Selasa (14/5), al-Halqi menekankan rakyat Suriah saat ini juga bertekad untuk memerangi terorisme dan memulihkan keamanan serta kestabilan di Suriah.
Dia menjelaskan dua pilihan itu tidak akan berubah bagi kelompok bersenjata, yaitu kembali ke tempat asal mereka atau dibunuh tentara Suriah. Hal ini menunjukkan rezim pemerintahan Presiden Basyar al-Assad membuka kesempatan lebar bagi siapa saja yang ingin kembali ke jalur yang benar.
Pemerintah Suriah juga berulangkali menyatakan bahwa ribuan pejuang asing yang berafiliasi dengan kelompok jihad saat ini berperang di Suriah untuk kelompok pemberontak.
Tokoh utama kelompok oposisi saat ini berada di pengasingan, Haitham al-maleh, mengatakan belum lama ini sekitar 12 ribu pejuang asing telah bergabung dengan kelompok pemberontak di Suriah.
Sementara itu, al-Halqi kembali mengatakan bahwa pemerintah Suriah sangat bersungguh-sungguh, jujur, dan terbuka bagi semua kekuatan politik dan sosial, serta oposisi baik di dalam atau di luar Suriah yang percaya pada penyelesaian konflik nasional. Dia juga menyatakan kelompok pemberontak di Suriah semakin yakin bahwa persekongkolan besar sedang bermain di Suriah. (http://www.merdeka.com)