ISIS Super Cingkrang |
Sarkub senior asal bekasi Mbah Farhad Syamsudin ngomong sebagai berikut: "Teman ane di Iraq nginbox gini: American bombing ISIS but not really bombing just like a joke "
Para komandan pasukan relawan Irak menyatakan bahwa di tempat-tempat persembunyian dan gudang-gudang kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terlihat jelas bahwa persenjataan para ekstrimis bengis ini berasal dari Amerika Serikat (AS), sedangkan bahan makanan mereka dari Arab Saudi dan Qatar.
“Gudang-gudang ISIS menjadi tempat penyimpanan senjata buatan AS dan bahanan makanan yang disuplai dari Arab Saudi dan Qatar,” ungkap salah seorang komandan relawan Irak, sebagaimana dilansir situs berita Irak Alahed, Senin (5/1/2015).
Alahed melaporkan bahwa sejalan dengan pernyataan itu, Gubernur Provinsi Salahuddin, Jasim Jabarah, memastikan bahwa pesawat tak dikenal telah menjatuhkan senjata dan perlengkapan militer kepada ISIS di kawasan al-Daur di timur kota Tikrit.
Alahed juga menyebutkan bahwa Komisi Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak menuduh AS telah menerjunkan senjata kepada para teroris di sebagian kawasan provinsi Salahuddin. Komisi itu menegaskan adanya informasi terpercaya yang membuktikan bahwa kawanan teroris ISIS belakangan ini telah mendapatkan senjata dan perlengkapan militer dari AS.
“Washington berdusta ketika menyatakan bahwa pesawat-pesawatnya tak dapat membedakan antara posisi tentara Irak dan pisisi ISIS saat melancarkan serangan. Pernyataan ini tak masuk akal, sebab AS memiliki banyak sarana berbasis satelit untuk dapat membedakan antara keduanya,” ungkap Majid al-Gharawi, anggota komisi di parlemen Irak tersebut.
Komandan relawan Laskar Ali Akbar menyatakan bahwa satu unit helikopter AS telah menerjunkan peralatan tempur dengan menggunakan parasut di dua kawasan Yathrib dan Tel al-Dzahab.
“Setelah mendapat persenjataan itu, para teroris menggempur kawasan al-Balad dengan mortir,” ungkapnya.
Belum lama ini AS sendiri mengaku tidak sengaja telah menjatuhkan bahan makanan ke kawasan yang dikuasai ISIS.
Moammar Oglo, anggota parlemen Irak dari suku Turkmen meminta pemerintahan Perdana Menteri Irak Heider Abadi dan parlemen supaya mencabut perjanjian keamanannya dengan AS dan memilih negara-negara lain dalam pemenuhan kebutuhan persenjataan tentara Irak.
Pernyataan serupa juga dikemukakan pekan lalu oleh anggota parlemen Irak dari Koalisi Kedaulatan Undang-Undang, Aliyah Nassef.
Sementara itu Ketua Dewan Keselamatan Provinsi Anbar Syeikh Hamid al-Hayes beberapa hari lalu mengatakan, “Bagi suku-suku Sunni, Iran lebih dekat untuk pemenuhan kebutuhan senjata mereka dalam perang melawan dan mengusir ISIS dari provinsi Anbar.” (Wangsit: LiputanIslam.com)
“Gudang-gudang ISIS menjadi tempat penyimpanan senjata buatan AS dan bahanan makanan yang disuplai dari Arab Saudi dan Qatar,” ungkap salah seorang komandan relawan Irak, sebagaimana dilansir situs berita Irak Alahed, Senin (5/1/2015).
Alahed melaporkan bahwa sejalan dengan pernyataan itu, Gubernur Provinsi Salahuddin, Jasim Jabarah, memastikan bahwa pesawat tak dikenal telah menjatuhkan senjata dan perlengkapan militer kepada ISIS di kawasan al-Daur di timur kota Tikrit.
Alahed juga menyebutkan bahwa Komisi Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak menuduh AS telah menerjunkan senjata kepada para teroris di sebagian kawasan provinsi Salahuddin. Komisi itu menegaskan adanya informasi terpercaya yang membuktikan bahwa kawanan teroris ISIS belakangan ini telah mendapatkan senjata dan perlengkapan militer dari AS.
“Washington berdusta ketika menyatakan bahwa pesawat-pesawatnya tak dapat membedakan antara posisi tentara Irak dan pisisi ISIS saat melancarkan serangan. Pernyataan ini tak masuk akal, sebab AS memiliki banyak sarana berbasis satelit untuk dapat membedakan antara keduanya,” ungkap Majid al-Gharawi, anggota komisi di parlemen Irak tersebut.
Komandan relawan Laskar Ali Akbar menyatakan bahwa satu unit helikopter AS telah menerjunkan peralatan tempur dengan menggunakan parasut di dua kawasan Yathrib dan Tel al-Dzahab.
“Setelah mendapat persenjataan itu, para teroris menggempur kawasan al-Balad dengan mortir,” ungkapnya.
Belum lama ini AS sendiri mengaku tidak sengaja telah menjatuhkan bahan makanan ke kawasan yang dikuasai ISIS.
Moammar Oglo, anggota parlemen Irak dari suku Turkmen meminta pemerintahan Perdana Menteri Irak Heider Abadi dan parlemen supaya mencabut perjanjian keamanannya dengan AS dan memilih negara-negara lain dalam pemenuhan kebutuhan persenjataan tentara Irak.
Pernyataan serupa juga dikemukakan pekan lalu oleh anggota parlemen Irak dari Koalisi Kedaulatan Undang-Undang, Aliyah Nassef.
Sementara itu Ketua Dewan Keselamatan Provinsi Anbar Syeikh Hamid al-Hayes beberapa hari lalu mengatakan, “Bagi suku-suku Sunni, Iran lebih dekat untuk pemenuhan kebutuhan senjata mereka dalam perang melawan dan mengusir ISIS dari provinsi Anbar.” (Wangsit: LiputanIslam.com)