Perubahan
politik di Timur Tengah pasca Arab Spring mendorong Dinas intelijen
Inggris, Amerika Serikat dan Israel (Mossad) untuk bekerja sama
membentuk gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of
Iraq and Syria-ISIS).
Bagi AS dan sekutu Baratnya, Timur Tengah yang stabil dan damai adalah petaka terhadap industri militer AS/Barat yang haus pasar, baik itu pasar gelap (black market) maupun pasar terbuka. Kompleks industri militer AS/Barat selalu butuh pasar bernilai milyaran dollar AS untuk menggerakkan roda ekonomi mereka di tengah globalisme dunia.
Bagi AS dan sekutu Baratnya, Timur Tengah yang stabil dan damai adalah petaka terhadap industri militer AS/Barat yang haus pasar, baik itu pasar gelap (black market) maupun pasar terbuka. Kompleks industri militer AS/Barat selalu butuh pasar bernilai milyaran dollar AS untuk menggerakkan roda ekonomi mereka di tengah globalisme dunia.
Mantan
staf US National Security Agency (NSA), Edward Snowden sudah
menyingkapkan bahwa secara ekonomi, ISIS memiliki sumber daya ekonomi,
karena menguasai sejumlah ladang minyak di wilayah bagian timur Suriah,
yang dilaporkan menjual kembali pasokan minyak kepada pemerintah
Suriah.
ISIS juga disebutkan menjual benda-benda antik dari situs bersejarah.
Prof
Neumann yakin sebelum menguasai Mosul pada Juni lalu, ISIS telah
memiliki dana serta aset senilai US$900 juta dollar, yang kemudian
meningkat menjadi US$2 milliar. Kelompok itu disebutkan mengambil
ratusan juta dollar dari bank sentral Irak di Mosul. Dan keuangan
mereka semakin besar jika dapat mengontrol ladang minyak di bagian
utara Irak.
Secara
politik, ISIS memiliki dukungan dari AS/Barat yang tak ingin Timur
Tengah stabil dan damai. Snowden mengatakan badan intelijen tiga negara
(Inggris, Amerika Serikat dan Israel) menciptakan ISIS, suatu
organisasi teroris terbesar selain Al-Qaeda, yang mampu menarik semua
ekstrimis dunia untuk satu tempat. Mereka menggunakan strategi yang
disebut "sarang lebah". Dan implementasi strategi ‘’sarang lebah’’ ini
dimaksudkan untuk melindungi entitas Zionis Israel dengan menciptakan
slogan-slogan agama dan Islam yang memicu perang antar-Arab di kawasan
Irak-Suriah.
Prof
Peter Neumann dari King's College London memperkirakan sekitar 80%
pejuang Barat di Suriah telah bergabung dengan kelompok ini.
ISIS
mengklaim memiliki pejuang dari Inggris, Prancis, Jerman, dan negara
Eropa lain, seperti AS, dunia Arab dan negara Kaukakus. Dan bahwa
pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi mengambil pelatihan militer
intensif selama satu tahun di tangan Mossad, selain program dalam
teologi dan seni berbicara.
AS/Barat
sangat khawatir bahwa Arab Spring (Musim Semi Demokrasi) di Dunia
Arab makin menyulitkan posisi AS dan Israel di kawasan itu, sehingga
lahirnya ISIS mampu mengacau-balaukan situasi dan menyedot energi
tersendiri bagi Dunia Arab, yang memungkinkan Israel menarik napas dan
memperluas aneksasi atas wilayah Arab dan menyingkirkan Hamas maupun
PLO dari percaturan politik di Palestina. Pada akhirnya,
ekonomi-politik ISIS bakal mengharu-biru Timur Tengah dan memungkinkan
AS/Barat cuci gudang senjatanya, dengan korban-korban berjatuhan di
pihak Arab.
Lahirnya
Israel tak lepas dari perdebatan di Kongres Zionis I tahun 1897
mengenai dimana negara tersebut akan didirikan, yang mana akhirnya
gerakan Zionis memutuskan untuk membuat negara di tanah Palestina, yang
merupakan bagian dari Kekaisaran Turki Utsmani. Tentu saja Sultan
Utsmani, Sultan Abdulhamid II, tidak menerima usulan ini, walaupun
pendiri gerakan Zionis, Theodor Herzl, menyodorkannya uang pembayaran
sebanyak 150 juta poundsterling sebagai tebusannya.
Pembentukan
ISIS memang tak sama dengan pembentukan Israel. Setelah Perang Dunia
I, Inggris berhasil merebut Palestina dari kekuasaan Utsmani pada tahun
1917. Tidak beberapa lama menteri luar negeri Inggris, Arthur Balfour,
mengeluarkan deklarasi (Deklarasi Balfour 2 November 1917) untuk
gerakan dan Zionis menjanjikan dukungan Inggris dalam pembentukan
negara Yahudi di Palestina.
Setelah
perang, Palestina menjadi mandat Liga Bangsa-Bangsa di bawah kendali
Inggris di tahun 1920. Karena di bawah kendali Inggris, gerakan Zionis
sangat menganjurkan Yahudi Eropa bermigrasi ke Palestina. Hasilnya
adalah kenaikan signifikan jumlah orang Yahudi yang tinggal di
Palestina. Menurut data sensus Inggris, pada tahun 1922, ada 83.790
orang Yahudi di Palestina. Pada tahun 1931, ada 175.138. Dan tahun
1945, jumlah itu melonjak menjadi 553.600 orang. Sehingga dalam 25
tahun, prosentase orang-orang Yahudi melonjak menjadi 11% dari total
populasi 31%. Salah satu dampak dari konflik ini adalah masalah
pengungsi yang disebabkan terbentuknya negara Israel pada tahun 1948. Di
tahun itu, lebih dari 700.000 warga Palestina menjadi pengungsi,
karenanya peristiwa ini disebut dengan “Nakba”, yang dalam bahasa Arab
berarti bencana.
Sungguh,
dampak terbesar dari Perang 1948 adalah pengusiran sebagian besar
penduduk Palestina. Sebelum perang, setidaknya ada sekitar 1.000.000
orang Arab Palestina di perbatasan Israel. Pada akhir perang tahun
1949, 700.000 sampai 750.000 dari mereka telah terusir, hanya 150.000
saja yang tetap tinggal di Israel.
Salah
satu dampak dari konflik ini adalah masalah pengungsi yang disebabkan
terbentuknya negara Israel pada tahun 1948. Di tahun itu, lebih dari
700.000 warga Palestina menjadi pengungsi, karenanya peristiwa ini
disebut dengan “Nakba”, yang dalam bahasa Arab berarti bencana.
Oleh
sebab itu, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Liga Arab harusnya
cerdas, tanggap, waspada dan hati-hati dengan kehadiran ISIS awal abad
21 ini yang sesungguhnya diciptakan oleh AS/Barat tersebut, sebagaimana
AS/Barat menciptakan Israel di jantung Timur Tengah dulu pada abad 20,
tepatnya lahirnya Israel tahun 1948 sebagai impian kaum Zionis.
Inilah
kompleksitas masalah yang dihadapi Timur Tengah pasca Arab Spring,
yang memakan banyak korban harta dan jiwa. Sungguh rumit dan
mengerikan, bukan?
(sumber: konfrontasi.com)
salam saudarakau semua semoga selalu dilimpahkan kepadamu kesehatan Jangan
ReplyDeleteLupa Kunjungi Koleksi Batu Cincin
dan salam dahsyat untuk pecinta batu di seluruh nusantara, Segera kunjungi juga Batu Black
Opal