Social Icons

youtube youtubefacebookgoogle plusDensus 99rss feedemail

Thursday, June 27, 2013

Menyibak Prahara Suriah


“Hasil perang ini tidak hanya berpengaruh bagi masa depan Suriah. Situasi di Suriah telah membagi dua dunia. Ini adalah konflik internal yang membawa konsekuensi global.”


Demikian narasi sebuah film dokumenter Rusia karya Proddubniy, dkk. Konflik Suriah melibatkan sangat banyak ‘pemain’, mulai dari Sekjen PBB, para presiden dari AS, Inggris, Prancis, Turki, raja-raja Arab, pasukan Suriah, pasukan jihad, hingga para pengguna internet. Inilah era Facebook, Twitter, dan blog. Kelompok oposisi Suriah membuat sangat banyak rekaman video amatir dan disebarluaskan di internet. Para blogger antiperang pun memberikan ‘serangan’ balasan. Informasi bertaburan dan bersilangsengkarut. Ibarat menyusun puzzle, inilah puzzle yang terlihat rumit. Posisi masing-masing kepingannya sulit diidentifikasi.

Buku ini telah menyusun kepingan puzzle itu, supaya kita semua dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari konflik Suriah. Karena, kejelian dan kecerdasan dalam mencermati konflik akan menghindarkan bangsa Indonesia dari perang saudara atau konflik yang tak perlu.

“Melalui sajian yang enak dibaca dan mudah dicerna, Dina Y. Sulaeman telah mengungkap satu fakta penting: konspirasi internasional menggusur Presiden Bashar Assad. Tidak saja melibatkan Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan sekutunya NATO, namun bahkan melibatkan negara Arab (sesama muslim).” (Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute)

“Isu yang dikembangkan dalam konflik Suriah adalah perlawanan rakyat menghadapi pemerintahan yang zalim untuk menegakkan demokrasi seperti di Libya sebelumnya untuk menumbangkan Qaddafi. Buku ini menjawab pertanyaan, benarkah konflik Suriah adalah perlawanan rakyat menghadapi pemerintahan yang zalim untuk menegakkan demokrasi?”
(Dr. Joserizal Jurnalis, Relawan Kemanusiaan di Gaza, Irak, Lebanon, Sudan,dan Afghanistan)
“Layak dibaca siapa saja yang ingin mengetahui lebih jelas, dan bersikap, atas perang brutal di Suriah yang mengaduk emosi. Benarkah sesederhana konflik pemerintah Assad versus oposisi? Tirani versus demokrasi? Sunni versus Syiah? Siapa saja pemain asing yang terlibat? Tak hanya memetakan konflik Suriah lebih jelas dan rinci, Dina Sulaeman juga membongkar propaganda sesat media mainstream (baik di Barat, Dunia Arab, maupun Indonesia) dalam menyajikan ‘fakta’ tentang Suriah.” (Farid Gaban. Jurnalis, pernah meliput Perang Bosnia)


(Sumber: http://www.theglobal-review.com)


Di Buku Prahara Suriah disebut, Assad berkata pada jurnalis Jerman: Jika anda ingin tahu siapa pembunuh Pembantaian di Houla (Ini alasan negara2 Barat menyerang Suriah), lihat siapa korbannya. Korban di Houla itu adalah pendukung Assad. Jadi mustahil Assad pembunuhnya. Cara pembunuhan seperti menggorok leher itu cara teroris Al Qaida. Bukan cara tentara Suriah. Kata Assad. 


According to the reports, 700 members of the Free Syrian Army (FSA) had come to Houla from various towns to kill families that had converted to the Alawite or Shiite faiths and had not joined the rebellion. At the beginning of June, Jürgen Todenhöfer, a member of German parliament for the center-right Christian Democratic Union (CDU), pursued the matter and sharply criticized the rebels for what he called "massacre marketing."http://www.spiegel.de/international/world/a-look-back-at-the-houla-massacre-in-syria-a-845854.html

Paling tidak 125 orang Alawi (Syi'ah) dibantai pemberontak Suriah. Pemberontak mengklaim korban dibunuh oleh Assad/Sabihah. Jelas ini fitnah: At least 125 Alawite men, women, and children, gone missing and apparently snuffed out, were passed off by rebels as more victims of “Shabiha” and the Army. 



(Sumber: https://www.facebook.com/BeritaHarianSuriah)







Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment