..... Cristina Fernández mengecam
politik Amerika yang penuh dengan kebencian namun ditutupi dengan topeng
perang melawan teroris....
Cristina Fernandez atau Cristina Kirchner, adalah Presiden Argentina ke-55.
Berdiri tegap di forum PBB membongkar kontradiksi politik Amerika dan berbagai kebohongannya
Ia membuka topeng dan menelanjangi wajah jahat dan kesumatnya oleh taring-taring mereka yang tajam dan haus darah, darah bangsa Arab dan bangsa Muslim secara khusus.
Ia membuka topeng dan menelanjangi wajah jahat dan kesumatnya oleh taring-taring mereka yang tajam dan haus darah, darah bangsa Arab dan bangsa Muslim secara khusus.
Cristina Fernández mengecam politik Amerika yang penuh dengan kebencian namun ditutupi dengan topeng perang melawan teroris. Hal itu disampaikan Cristina dengan lantang dan tegas dalam pidatonya di depan mimbar PBB:
“Anda pernah mengeluarkan keputusan untuk memerangi Al-Qaeda setelah 9/11, anda jajah banyak negara dan anda membunuh ratusan ribu penduduknya atas nama perang melawan teroris di Irak dan Afganistan yang sampai saat ini masih saja menjadi negara yang paling bermasalah dengan teroris”, ucap Cristina Fernández dengan tegas.
Cristina melanjutkan,
“Setahun lalu kita pernah bersidang dimana anda semua melabel rezim Asad sebagai teroris dan anda semua mendukung oposisi yang dulu kami anggap sebagai pembangkang, namun sekarang kita bersidang lagi untuk membungkam para pembangkang itu yang ternyata memang teroris dan mayoritas sudah masuk list organisasi-organisasi teroris ekstrimis yang sekarang sudah berubah menjadi super ekstrim”, ucapnya lantang.
Cristina menambahkan,
“Dulu, Hizbullah juga pernah anda masukkan dalam list teroris, terakhir diketahui bahwa Hizbullah adalah partai besar dan dikenal di Lebanon”.
“Anda-anda pernah pula menuduh Iran dibalik ledakan Kedutaan Israel di Buenos Aires tahun 1994, dan hasil investigasi sampai saat ini tidak dapat membuktikan bahwa Iran terlibat pada peledakan itu”, lanjutnya dengan mantap.
...Pidato Presiden Argentina di Mimbar PBB Langsung Disabotase dan Diputus...!
Lebih jauh lagi, Cristina berkomentar mendukung korban teror Israel di Jalur Gaza, sebuah komentar yang tidak akan pernah keluar dari bibir penguasa brainwashed dunia Arab:
“Anda semua memejamkan mata di depan musibah maha dahsyat yang dilakukan Israel dan memakan ribuan korban warga Palestina, bukannya anda-anda fokus pada ribuan korban itu, tapi malah anda fokus pada roket-roket yang jatuh ke Israel yang tidak merugikan apa-apa bagi Israel”, ucapnya dengan lantang.
“Hari ini kita bersidang kembali untuk mengeluarkan keputusan internasional untuk mengkriminalkan ISIS dan memberangusnya. Negara-negara tempat beradanya ISIS (Suriah&Irak) adalah dua rezim yang didukung oleh negara-negara yang menjadi teman-teman anda. Negara-negara (Arab) itu adalah aliansi tetap negara-negara besar anggota Dewan Keamanan PBB”, tambahnya dengan suara meninggi.
Mendapatkan pidato pedas ini, terjemahan dan pidatonya diputus, dihentikan, distop, agar pesan-pesanya tidak dapat sampai seluruh penjuru dunia, dan stasiun-stasiun televisi yang melakukan siaran langsung juga memutuskan siarannya.
Mereka beralasan bahwa terputusnya siaran yang seumur-umur tidak pernah terjadi dalam sejarah Dewan Keamanan PBB ini, adalah karena kesalahan teknis. Seperti biasanya, sebuah kebohongan besar.
Amerika tidak senang dengan pidatonya Christina, maka Amerika pun menggunakan metode “teror teknis” untuk menghalangi tersampaikannya kebenaran-kebenaran yang ingin didengarkan khalayak ramai terutama kepada golongan-golongan Arab “tambeng” yang tak pernah sadar bahwa golongannya sudah disusupi faham setan ekstrimis ala teroris berkedok agama dengan pakaian Arabnya dan terlihat seperti orang benar, namun kelakuan tak Islami.
Penguasa Arab yang sempat berbicara di sidang PBB senantiasa hanya dan hanya dan hanya menyampaikan pidato suram, membosankan, penuh dengan kemunafikan dan senantiasa menjilat Amerika, sangat antusias dalam menampilkan bahaya ISIS dan ekstrimis Muslim, tapi tidak ada yang berani menampilkan kebejatan teroris Israel, kecuali sedikit saja, itupun dengan malu-malu, oleh pemimpin yang malu-maluin negaranya.
Amerika tidak mampu mem-bully Presiden Argentina, karena sang presiden membela para korban nyawa, warga terluka, dan para anak-anak yatim (sumber: note wawat k - pesbuk)