Awalnya saya hanya sekilas melihat foto yang banyak dishare ini
dimana Habib Luthfi bin Yahya sedang menangis memeluk seorang ulama pada
Konferensi Internasional Bela Negara kemarin. Belakangan saya baru
'ngeh' ternyata ulama yang menangis bersama Habib Luthfi ini adalah
ulama besar Suriah Syaikh Muhammad Rajab Dieb, putra dari Alm Syaikh
Rajab Dieb yang wafat Juni lalu. Siapa beliau?
Masih
teringat jelas sejak awal-awal konflik Suriah bagaimana media-media
wahabi disini menebar propaganda busuk dan menyerukan boikot pada ayah
beliau Syaikh Rajab Dieb karena beliau adalah ulama Ahlusunnah Suriah
yang teguh membela tanah airnya dari invasi para teroris takfiri yang
menginvasi negaranya.
Bukan hanya Syaikh Rajab Dieb yang
dibusukkan namanya oleh media-media takfiri disini, tapi juga banyak
ulama besar Aswaja Suriah lainnya seperti Syaikh Said Ramadan Al Buthi,
putranya Syaikh Dr. Taufiq Al Buthi, Grand Mufti Suriah Syaikh Ahmad
Badruddin Hassoun, Mufti Damaskus Syaikh M Adnan al Afyouni dll karena
mereka menolak mendukung aksi pemberontakan mujahilin yang disokong USA,
NATO dan Rezim-rezim teluk dengan segala fitnah sektariannya.
Saya menjadi semakin 'ngeh' ketika mengecek daftar nama ulama-ulama
Suriah yang diundang oleh Jatman (Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah
an-Nahdliyyah) yang dipimpin Habib Luthfi pada Konferensi tersebut,
diantaranya Syaikh M Adnan Al-Afyouni, Syaikh Umar Muhammad Rajab Dieb,
Syaikh Mahmud Syahadah dan Syaikh Muhammad Rajab Dieb Suriah. Mereka
semua adalah ulama besar Aswaja Suriah yang tidak jarang dituduh Syi'ah
oleh para takfiri karena keberpihakan mereka pada pemerintah dan tanah
airnya untuk memerangi kelompok-kelompok teroris yang menghancurkan
Suriah yang damai sejak ribuan tahun.
Yang jadi pertanyaan,
mengapa Habib Luthfi tidak mengundang para ulama takfiri provokator
teroris Suriah seperti Adnan Aroor, Ghayyats as suri atau Kurayyim
Rajih?
Jawabannya jelas, ini Konferensi Internasional Bela
Negara, tempat berkumpulnya para ulama nasionalis & moderat yang
menyerukan cinta tanah air dan bela negara, bukan para ulama radikal,
provokator dan separatis.
Habib Luthfi memang jarang bicara
langsung tentang Suriah, namun apa yang ditunjukkan beliau sudah sangat
jelas. Karena beliau tahu persis Indonesia dan Suriah punya kesamaan
penting, yaitu menjunjung Kebhinekaan dan pluralitas bangsa sejak ribuan
tahun lamanya, dan ini yang coba dihancurkan gerombolan teroris takfiri
dengan fitnah sektarian dan koar-koar 'Khilafah'nya.
Konferensi
Bela Negara ini adalah langkah preventif jenius dari ulama kita Habib
Luthfi dari ulah oknum-oknum yang berniat "men-Suriahkan" Indonesia
dengan segala fitnah sektarian mereka.
Jelas, foto ini bukan sekedar foto dua orang ulama yang sedang menangis berpelukan, tapi maknanya jauh lebih besar dari itu.
Satu hal yang harus kita ingat benar-benar adalah wasiat beliau, "Bela
Negara itu wajib....!Bela Negara itu wajib....! Bela Negara itu wajib....!"
(wangsit: Ahmed Zain Oul Mottaqin)
setuju mbah..
ReplyDelete