Teroris Israel Tewas
Seorang warga Israel keturunan Arab, Mueid Agbaria, terbunuh saat bertempur di Suriah. Ini pertama kalinya warga Israel diketahui ikut serta dalam konflik Suriah.
Seorang warga Israel keturunan Arab, Mueid Agbaria, terbunuh saat bertempur di Suriah. Ini pertama kalinya warga Israel diketahui ikut serta dalam konflik Suriah.
Agbaria merupakan warga desa Mushifra yang terletak di wilayah Galilee, Israel. Pria berumur 28 tahun itu diduga memasuki Suriah melalui Turki bersama dua warga Israel keturunan Arab lainnya.
Pihak keluarga mengaku terkejut medengar kabar Agabria tewas di Suriah. Mereka menyebut Agbaria sebagai sosok yang pendiam.
“Kami sangat terkejut karena dia orang yang pendiam. Dia juga sosok yang rajin beribadah,” ujar ayah Agbaria, Zaki, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/9/2013).
Sekira 20 persen warga Israel merupakan etnis Arab. Warga Arab di Israel kerap menerima diskriminasi dari kelompok mayoritas Yahudi.
Zaki kini berupaya membawa jasad putranya kembali ke Israel. Dia mengaku kesulitan karena Israel memiliki hubungan yang buruk dengan rezim Bashar al Assad di Suriah.
“Saya takut untuk memintanya kepada Pemerintah Israel,” terang Zaki.
Pemerintah Israel akhirnya mengakui ingin Assad digulingkan setelah selama ini bersikap diam. Mereka sebelumnya diam karena takut konflik Suriah merembet ke Israel.
Jenderal Israel: Assad Sulit Dilengserkan
Kesempatan besar untuk menjatuhkan Assad datang saat Amerika Serikat (AS) mengancam akan menyerang Suriah. Namun, rencana itu akhirnya dibatalkan setelah Rusia campur tangan.
Petinggi militer Israel, Mayjen Yair Golan, memperkirakan Presiden Suriah Bashar al Assad akan bertahan lama berkuasa. Golan menyebut militer Suriah masih terlalu tangguh untuk dikalahkan pihak oposisi.
“Assad akan tetap berkuasa untuk bertahun-tahun ke depan. Saya tidak melihat ada kekuatan yang bisa melengserkannya saat ini,” ujar Golan dalam sebuah wawancara radio, seperti dikutip Reuters, Rabu (18/9/2013).
“Saya ingin Assad digulingkan dari kekuasaan. Bagi saya semakin cepat Assad jatuh semakin baik,” lanjut Golan.
Menurut Golan, ketangguhan militer Suriah tidak lepas dari campur tangan Rusia. Negeri Beruang Merah itu terus menyalurkan bantuan senjata kepada pasukan Suriah.
Rezim Bashar al Assad juga mendapat dukungan dari Iran dan kelompok Hizbullah. Tentara Iran dan militan Hizbullah terbukti ikut bertempur untuk Assad dalam konflik Suriah.
Kesempatan besar untuk menjatuhkan Assad datang saat Amerika Serikat (AS) mengancam akan menyerang Suriah. Namun, rencana itu akhirnya dibatalkan setelah Rusia campur tangan.
Golan merupakan pemimpin militer untuk wilayah utara Israel. Dia bertanggung jawab menjaga perbatasan Israel dengan Lebanon dan Suriah. (densus99 on international.okezone.com)