Social Icons

youtube youtubefacebookgoogle plusDensus 99rss feedemail

Friday, December 13, 2013

Mental Pengecut, Jendral Mujahilin FSA Kabuur


Komandan Tertinggi FSA, Jendral Salim, kabur keluar negeri.

  • 12 Desember 2013
Komandan tertinggi Pihak Oposisi Suriah, Free Syrian Army (FSA) dukungan Barat, Jendral Salim Idris telah lari ke luar negeri, pejabat AS mengatakan Rabu.

Menurut pejabat AS yang dikutip oleh Wall Street Journal, Jenderal Salim Idris terpaksa mengambil penerbangan keluar negeri. Hal ini muncul setelah AS dan Inggris mengumumkan penghentian bantuan mereka pada hari Rabu setelah militan radikal dari Islamic Front mengambil alih pangkalan Free Syrian Army di Suriah utara.

Jenderal Idris melarikan diri ke Doha, Qatar, pada hari Minggu setelah meninggalkan Suriah melalui Turki, pejabat AS mengatakan Rabu. "Dia melarikan diri sebagai akibat dari kelompok militan radikal mengambil alih markas besarnya," kata seorang pejabat senior AS.

Seorang juru bicara Islamic Front juga menegaskan bahwa Jenderal Idris telah meninggalkan Suriah.

Pada hari Jumat, militan radikal merebut beberapa tempat yang berisi bantuan dari Amerika Serikat. Bantuan tersebut milik Dewan Tertinggi Militer (SMC) dari Free Syrian Army (FSA) di Bab al-Hawa persimpangan dekat perbatasan Turki, Reuters melaporkan.

"Sebagai hasil dari situasi ini, Amerika Serikat telah menghentikan semua pengiriman lebih lanjut dari bantuan ke Suriah," kata juru bicara Kedutaan Besar AS di Ankara, Rabu, namun menekankan bahwa bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui organisasi non-pemerintah tidak akan terpengaruh dengan keputusan tersebut.

Pejabat senior AS mengatakan gudang yang disita oleh Islamic Front tampaknya berisi materi baik mematikan dan non-mematikan. Seorang juru bicara CIA tidak akan mengomentari apakah senjata Amerika, mungkin disediakan oleh CIA, terlibat. Jenderal Idris dilaporkan juga menerima senjata dari sumber-sumber lain juga, seperti Arab Saudi.

Pemerintahan Obama terkait pengambilalihan markas FSA itu, mendesak Jenderal Idris untuk kembali ke Suriah, kata para pejabat AS.


  • 11 Desember 2013
AS dan Inggris telah menghentikan sementara semua bantuan untuk pemberontak Suriah setelah milisi bersenjata menguasai kantor pusat dan gudang milik pasukan oposisi.

Keputusan mendadak ini diambil menyoroti bahaya dari kelompok-kelompok ekstremis (Islamic Front, kelompok ekstrimis dukungan Arab Saudi) yang mencoba meraih kekuasaan.


Kedubes AS di Ankara mengkonfirmasi pada hari Rabu, bahwa penghentian bantuan itu diambil setelah para militan dari Islamic Front mengambil alih markas Dewan Militer Free Syrian Army (SMC-FSA).

Kelompok Islamic Front, yang terdiri dari enam brigade milisi bersenjata, merebut gudang yang dilaporkan berisi puluhan senjata anti-pesawat dan roket anti-tank di Bab al-Hawa, pada akhir pekan lalu. 

Sementara itu, di House of Commons -Inggris, Perdana Mentri Inggris David Cameron memperingatkan perlunya untuk terus membantu pihak Oposisi Suriah. 

Dikatakan "Kita tidak boleh membiarkan satu-satunya pihak yang bertempur di Suriah adalah kelompok ekstrimis," katanya. – (Mengingatkan tentang ancaman dari bisa habisnya wacana Revolusi dan bahaya dari dapat dimulainya Perang Blok Timur melawan Terorisme di wilayah Suriah - yang mana bila hal itu sampai terjadi, maka Blok Barat tidak akan lagi memiliki alasan untuk dapat ikut campur).


Latar:

Para pejabat AS mengatakan Islamic Front sebelumnya ditawari untuk melindungi markas Jenderal Idris dan fasilitas gudang dari ancaman kelompok-kelompok yang lebih ekstrim. Setelah mereka menguasai daerah itu, "mereka menegaskan diri dan berkata: "Baiklah, kita mengambil alih,'" kata seorang pejabat senior.

Para pejabat mengatakan tidak ada pertempuran atas gudang antara Front Islam dan SMC-FSA. Seorang pejabat senior AS menyebut kejadian ini sebagai "kudeta internal" meskipun pejabat lainnya membantah karakterisasi.

"Saya tidak akan mengatakan ini adalah akhir dari SMC dan akhir Jenderal Idris," kata seorang pejabat senior AS WSJ.

Pemerintah Inggris mengikuti Amerika Serikat dalam menangguhkan bantuan kepada SMC untuk memastikan itu tidak akan jatuh ke faksi-faksi yang lebih ekstrim.

(Sumber: Harian Militer dan Konflik Bersenjata)


Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment