Pasukan keamanan Suriah telah menangkap sejumlah pelaku yang bertanggung jawab atas pembunuhan ulama Sunni, Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Bothi pada 21 Maret 2013 lalu. Televisi Pemerintah Suriah menyiarkan langsung pengakuan 6 orang tersangka kejahatan tersebut pada Sabtu, 21 Desember 2013. Acara itu disiarkan langsung di studio khusus dengan tampilan gambar background beberapa lokasi rencana pembunuhan dan format acara berupa narasi yang diedit tanpa pertanyaan dari pembawa acara.
Para pelaku diketahui telah bekerjasama dengan front Jabhat An-Nusrah atas pembunuhan Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Bothi di Masjid Al Iman, Damaskus setelah diperintahkan oleh pimpinan front. “Setelah Syaikh Al-Bothi mengkritik operasi An-Nusrah di Suriah, kami diperintahkan langsung oleh Abu Samir Jordania yang menjabat sebagai komandan militer Jabhat An-Nusrah dan menjabat sebagai ajudan Muhammad al Jaulani. Saya secara pribadi menerima perintah dari Abu Usamah untuk membunuh Syaikh Said Ramadhan Al-Bothi, berdasarkan fatwa dari pejabat hukum resmi front An-Nusrah yang bernama Abu Khadijah al-Jordani” ungkap Ibrahim Muhammad Abbas, salah seorang pelaku dalam pengakuannya yang disiarkan TV Suriah pada Sabtu, 21 Desember 2013.
Menurut pengakuan para pelaku, bahwa awalnya direncanakan membunuh Syaikh Al-Bothi di pasar Hamiddiyyah dengan bom bunuh diri setelah Syaikh menyelesaikan sholat jum’at di Masjid Umayyad saat mobilnya melintasi pasar, yang akan dilakukan oleh Abu Dujana (warga Suriah), dengan bom bunuh diri. Namun, setelah mendapat informasi dari Abu Abdullah bahwa Syaikh Al-Bothi memberi pelajaran setiap Kamis di Masjid al Iman, rencana pun diubah untuk mengeksekusi di dalam masjid al Iman. Abu Dujana sempat menolak operasi di dalam masjid saat orang beribadah, namun setelah diberitahukan bahwa itu adalah fatwa resmi dari pejabat An-Nusrah, maka Abu Dujana pun setuju.
“Rencana diubah setelah kami mendapat informasi bahwa Syaikh Al-Bothi mengadakan pelajaran agama setiap Kamis di Masjid al-Iman, hingga pembunuhan pun dilakukan di masjid” jelas Ibrahim.
Kemudian salah seorang pelaku bernama Alaa` Ad-Din Qaththaasy mempertegas penjelasan senada bahwa ada fatwa dari Abu Khadijah Al Jordani boleh membunuh Syaikh Al-Bothi beserta pengikutnya di dalam masjid karena mereka dianggap bagian pendukung rezim Pemerintah Suriah.
“Ada sedikit masalah di dalam masjid. Komandan Abu Usamah memberi informasi pada Abu Khadijah al Jordani bahwa pembunuhan akan dilakukan di dalam tempat suci di masjid. Lalu Abu Khadijah mengeluarkan fatwa tentang hal ini bahwa boleh membunuh orang di dalam masjid karena mereka adalah pengikut Syaikh Al-Bothi dan orang yang mengikuti pendapatnya yang mendukung rezim Pemerintah” kata Qaththaasy, seperti kesaksiannya dalam video.
Setelah pembunuhan terjadi dan Ibrahim mendapatkan informasi dari media bahwa syaikh Al-Bothi telah meninggal dunia, ia pun memberi laporan pada Abu Usamah bahwa operasi telah berhasil dan Abu Usamah pun bersorak gembira atas meninggalnya Syaikh Al-Bothi.
Mereka menjelaskan bahwa rencana penyerangan mobil Syaikh Al-Bothi oleh seseorang yang memakai sabuk peledak diubah, karena dikawatirkan mobil tersebut telah dipersenjatai.
Berikut ini beberapa nama pelaku pembunuhan terhadap Syaikh Said Ramadhan Al-Bothi yang dipublikasikan oleh pemerintahan Suriah:
Ibrahim Muhammad ‘Abbas
Nama di Lapangan: Abdul-Aziz
Kebangsaan : Iraq
Posisi: komandan Jabhat An-Nusrah di Suriah
Comandan ISIS di Suriah.
Nama di Lapangan: Abdul-Aziz
Kebangsaan : Iraq
Posisi: komandan Jabhat An-Nusrah di Suriah
Comandan ISIS di Suriah.
Alaa` Ad-Din Qaththaasy
Nama di Lapangan: Abu Haitsam
Kebangsaan: Suriah
Posisi: Komandan Detasemen Runiddin Jabhat An-Nusrah
Nama di Lapangan: Abu Haitsam
Kebangsaan: Suriah
Posisi: Komandan Detasemen Runiddin Jabhat An-Nusrah
Usama Abdul-Fattah Abdul-Hadi
Nama di Lapangan: Abu Abdullah
Kebangsaan: Palestina
Posisi: Komandan Detasemen wilayah Al Mazza – ISIS
Nama di Lapangan: Abu Abdullah
Kebangsaan: Palestina
Posisi: Komandan Detasemen wilayah Al Mazza – ISIS
Faisal Ghazi Hussain Al-Shibli
Nama di Lapangan: Abdul-Rahman
Kebangsaan: Suriah
Posisi: Anggota Detasemen wilayah Al Ammarah, Jabhat An-Nusrah
Nama di Lapangan: Abdul-Rahman
Kebangsaan: Suriah
Posisi: Anggota Detasemen wilayah Al Ammarah, Jabhat An-Nusrah
Saad Jalud Al-Kaddasyi Jad’an
Nama di Lapangan: Abu-Al-Layts
Kebangsaan: Suriah
Posisi: anggota Detasemen wilayah Al Ammriyyah, Jabhat An-Nusrah
Nama di Lapangan: Abu-Al-Layts
Kebangsaan: Suriah
Posisi: anggota Detasemen wilayah Al Ammriyyah, Jabhat An-Nusrah
Wisam Muhammad Abbas
Nama di Lapangan: Abu Usama
Kebangsaan: Iraq
Posisi: Pejabat resmi keamanan dan militer Damaskus, Jabhat An-Nusrah
Nama di Lapangan: Abu Usama
Kebangsaan: Iraq
Posisi: Pejabat resmi keamanan dan militer Damaskus, Jabhat An-Nusrah
Bagi yang memahami bahasa arab, saksikan tayangan video berikut ini, yaitu pengakuan para tersangka pembunuhan Syaikh Said Ramadhan Al-Bothi yang telah ditangkap oleh Pemerintahan Suriah:
Sebelumnya, pasca berita terbunuhnya Syaikh Said Ramadhan Al-Bothi diketahui lewat media dan tersebar ke penjuru dunia, pihak front Jabhat An-Nusrah segera mengeluarkan pernyataan resmi bahwa mereka tidak terlibat dalam aksi pembunuhan tersebut, sebagai reaksi dari kecaman yang mereka terima dari berbagai pihak. Namun dengan pengakuan aliansi Jabhat An-Nusrah, maka pernyataan mereka sebelumnya terbantahkan sudah. Berikut tayangan video pernyataan juru bicara Jabhat An-Nusrah:
Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Bothi gugur sebagai SYAHID pada hari Kamis 09 Jumadil Awwal 1434 H/ 21 Maret 2013 M (malam Jum’at), bersama cucunya Ahmad dan 23 muridnya saat menghadiri ta’lim rutin di Masjid Jami’ Al-Iman, kawasan Mazra’ah – Damascus – Suriah akibat bom bunuh diri di dalam Masjid.
Semua Ulama sepakat bahwa sesungguhnya menumpahkan darah kaum Muslimin adalah HARAM, apalagi menumpahkan darah Ulama, terlebih lagi di dalam Masjid. Masjid adalah Baitullah, tempat suci dan sakral. Berjual beli atau berbisnis pun haram dilakukan di masjid, apalagi menumpahkan darah umat Islam secara massal. Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah.
Jika pun Syaikh Al-Bothi dalam ijtihad politiknya salah, tidak serta merta boleh ditumpahkan darahnya. Sungguh sangat tidak beradab yang membantai Sang Imam bersama jama’ahnya di dalam Masjid. Pembunuhan di dalam masjid akan menciptakan citra buruk dalam dunia Islam. Mujahidin Sejati tidak mungkin menabrak adab-adab Jihad dalam Islam.
Syaikh Al-Bothi adalah manusia yang pasti memiliki kesalahan. Selama kesalahan itu masih dalam wilayah Ijtihad, tetap wajib dihargai dan dihormati. Beliau dikenal di dunia sebagai ulama yang memiliki otoritas Ijtihad. Apalagi perbedaan yang terjadi antara Syaikh Al-Bothi dan sebagian ulama Suriah adalah terkait sikap politik yang merupakan masalah Furu’uddin, bukan Ushuluddin, sehingga tidak boleh dikafirkan dan dihalalkan darahnya. [KbrNet/Slm]